PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital
dalam kegiatan manajemen proyek.
Perencanaan dikatakan baik bila seluruh
proses kegiatan yang ada didalamnya dapat diimplentasikan sesuai dengan sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat penyimpangan minimal serta
hasil akhir maksimal.
Secara umum defenisi Perencanaan adalah :
Suatu tahapan dalam manajemen proyek
yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala
program teknis dan administratif agar dapat diimplementasikan.
Tujuan Perencanaan adalah : Melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan Biaya, Mutu dan Waktu serta
faktor keselamatan.
B.
Rumusan Masalah
1. Pengertian Perencanaan
2. Proses Perencanaan
3. Tujuan Dan Fungsi Rencana Produksi
4. Dimensi Perencanaan
5. Langkah-Langkah Perencanaan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bagaimana supervisor menjelaskan apa yang ingin
dicapai (proyek) dengan usaha-usaha yang dilakukan dan tekad melaksanakan
proyek tersebut dalam batas kualitas, biaya dan waktu
Perencanaan adalah
suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk
menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan memberikan
pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan
kegiatan (Imam Soeharto, 1997). Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk
meletakkan dasar sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu.
B.
Proses Perencanaan
a) Langkah 1
: Menentukan Sasaran Menetapkan sasaran proyek, manager harus
mengetahui “apa” yang akan diinginkan oleh para konsumen
b) Langkah 2 :
Menentukan spesifikasi Kualitas Penetapan spesifikasi kualitas menjamin bahwa
hasil proyek akan bekerja secara efektif dan sesuai dengan yang dikendalikan.
Spesifikasi kualitas ditentukan oleh konsumen
-
Apa yang dituntut untuk dilakukan dari hasil proyek
-
Apa yang menjadi standar kinerja hasil proyek tersebut
-
Bagaimana hasil proyek itu akan diuji dan diukur
-
Bagaimana tipe dari kualitas materi yang
dituntut
c) Langkah 3 : Menentukan dimensi waktu. Penentuan
dimensi waktu adalah menentukan “waktu” yang secepat mungkin untuk
menyelesaikan proyek dan mencatat dalam jadwal proyek
sehingga efektif dan efisien
d) Langkah 4 : Menentukan dimensi biaya.
Menetapkan anggaran dengan cermat untuk menjamin : tidak terlalu tinggi
dan terlalu rendah sehingga proyek tidak berjalan dengan baik
e) Langkah 5 : Realisasikan rencana menjadi tindakan
nyata
f) Langkah 6 : Monitoring pelaksanaan kegiatan itu
dengan perencanaan semula
C. Manfaat Perencanaan
a)
Dapat menangani beberapa kegiatan sekaligus memberi
perhatian yang tepat pada masing-masing kegiatan
b)
Menjamin kegiatan yang teratur
c)
Melindungi kegiatan dari tindakan yang tidak
terkoordinasi
d)
Menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan
D.
Kenapa Perencanaan
Itu Gagal ?
a) Tidak konsisten dalam
Perencanaan
b) Terlalu ketat dalam
waktu merancang perencanaan
c) Gagal dalam memeriksa
faktor-faktor :
-
Produktivitas bawahan
-
Peralatan yang tidak mendukung
-
Kurang tanggap terhadap lingkungan kerja
d) Komunikasi yang salah
:
Artinya penyelia
memberikan instruksi yang tidak tepat
E. Bagaimana Perencanaan Berjalan Efektif
1. Pelejari semaksimal
mungkin tentang
-
Kemampuan karyawan
-
Pengabdian / loyalitas karyawan
-
Optimis karyawan terhadap rencana itu
-
Status sosial karyawan dalam masyarakat atau
lingkungan
2. Menetukan dasar utama
perencanaan pekerjaan
-
Merinci detail pekerjaan itu
-
Menyusun secara sistimatik dan jadwal yang tepat
-
Mentukan jumlah para pekerja dan kualifikasi atas
pekerjaan
-
Memprediksi bahan-bahan sebagai persediaan
-
Menyiapkan peralatan pendukung operasional sesuai
rencana
-
Menyediakan pengawasan atas rencana
3.
Membuat batas penyimpangan dan revisi
F. Dimensi Perencanaan
Pada prinsipnya langkah-langkah perencanaan yang
dilakukan setiap manajer adalah sama, yang berbeda adalah dalam bentuknya.Hal
ini dapat berbeda sebab:
1.
jenis organisasi yang berlainan akan mempergunakan
pendekatan perencanaan yang berlainan pula.
2.
banyak dalam suatu organisasi yang sama bisa diperlukan
jenis perencanaan yang berbeda pada waktu yang berlainan.
3.
berbagai manajer akan memunyai gaya perencanaan yang
berbeda.
4. Dilihat dari dimensinya maka rencana dan perencanaan
dapat dilihat dari
lima dimensi
a)
Dimensi Waktu
1. Dilihat dari dimensi
waktu maka rencana dapat berupa rencana jangka pendek, rencana jangka menengah
dan rencana jangka panjang.
2. Penanggung jawab
pembuatan rencana tersebut sangat erat hubungannya dengan tingkatan manajer,
manajer lini pertama membuat rencana jangka pendek, manajer menengah, membuat
rencana jangka menengah dan manajer puncak membuat rencana jangka panjang.
b)
Dimensi Unsur
1. Dilihat dari dimensi
unsur maka rencana dan perencanaan itu akan menunjukkan hirarki rencana dan
perencanaan itu sendiri, dimana rencana yang lebih rendah merupakan unsur dari
rencana yang lebih tinggi, yaitu berupa: Rencana sekali pakai, rencana tetap,
strategi, sasaran,misi dan maksud.
c)
Dimensi Bidang
1.
Dilihat dari dimensi bidang maka rencana tersebut
disusun mendasarkan pada bidang operasional perusahaan, meliputi rencana bidang
produksi, rencana bidang pemasaran, rencana bidang pembelanjaan, rencana bidang
personalia, rencana bidang penelitian dan pengembangan dan sebagainya.
d)
Dimensi Organisasi
1.
Dilihat dari dimensi organisasi maka rencana tersebut
disusun untuk atau dilaksanakan oleh tingkatan organisasi yang mana : apakah
rencana keseluruhan organisasi atau rencana untuk masing-masing satuan
organisasi yang ada. Bentuk rencana itu dapat berupa rencana menyeluruh
perusahaan, rencana cabang perusahaan, rencana bagian dan sebagainya.
e)
Dimensi Sifat
Dilihat dari dimensi
sifat maka rencana tersebut dibuat dengan harus memenuhi karakteristik tertentu
yang dituntut untuk kepentingan tertentu.
1.
Sehingga rencana itu disusun antara lain : untuk
memenuhi tujuan kerahasiaan, maka disusun rencana rahasia atau tidak
rahasia/terbuka dan sebagainya.
G. Pengendalian
R.J. Mockler,
1972, dalam Imam Soeharto (1997) memberikan pengertian tentang pengendalian.
Menurutnya, pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar
yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi,
membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan
pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan
efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Berdasarkan
pengertian yang diberikan oleh Mockler, maka proses pengendalian proyek dapat
diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Menentukan sasaran.
b.
Definisi lingkup kerja.
c.
Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka
mencapai sasaran.
d.
Merancang/menyusun sistem informasi, pemantauan, dan
pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan.
e.
Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap
standar, kriteria, dan sasaran yang telah ditentukan.
f.
Mengadakan tindakan pembetulan.
Fungsi utama pengendalian adalah
memantau dan mengkaji (bila perlu mengadakan koreksi) agar langkah-langkah
kegiatan terbimbing ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian memantau
apakah hasil kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan patokan yang telah
digariskan dan memastikan penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.
H. Metode
Pengendalian Biaya dan Waktu
Penyimpangan
terhadap perencanaan sering terjadi, baik terhadap biaya maupun waktu untuk
mengetahui terjadinya penyimpangan secara dini daput dipergunakan metode varian
dan metode earned value alau metode nilai hasil. Melode-metode ini
dipakai untuk pengendalian terhadap biaya dan waktu.
a.
Metode Varian
Pengendalian biaya proyek dengan melakukan identifikasi
varian pada data pengeluaran biaya pelaksanaan terhadap biaya rencana secara
periodik atau dalam kurun waktu tertentu.
b.
Metode Nilai Hasil {earned value}
Dalam metode ini memakai dasar-dasar asumsi tertentu agar
dapat dikembangkan untuk membuat perkiraan atau proyeksi keadaan masa depan
proyek. Metode ini digunakan untuk :
(1)
Mengetahui performance proyek dari sisi biaya pada
suatu waktu;
–
apakah pengeluaran biaya > dari rencana.
–
apakah pengeluaran biaya < dari rencana.
–
apakah pengeluaran biaya = dari rencana.
(2)
Mengetahui performance proyek dari sisi jadwal/waktu
pada suatu waktu;
–
apakah waktu pelaksanaan lebih cepat dibanding rencana.
–
apakah waktu pelaksanaan lebih lambat dibanding
rencana.
–
apakah waktu pelaksanaan sama dengan rencana.
(3)
Prediksi biaya untuk menyelesaikan proyek setelah waktu
evaluasi ; proyek untung atau rugi.
(4)
Prediksi waktu untuk menyelesaikan proyek setelah
evaluasi, lebih cepat atau lebih lambat.
I. Rekayasa Nilai (Value Engineering)
Value Engineering atau Rekayasa Nilai secara
umum dapat diartikan: suatu usaha kreatif dalam mencapai suatu tujuan dengan
mengoptimalkan biaya dan kinerja dari suatu fasilitas atau sistem.
Dalam praktiknya rekayasa nilai tidak hanya
melakukan kegiatan penghematan biaya, tapi juga tetap mendapatkan fungsi yang
meningkat. Dengan demikian rekayasa nilai dapat diartikan sebagai berikut
:
a.
Melakukan
kajian dengan menjamin fungsinya tetap seperti yang diinginkan
b.
Fungsi
menjadi tolok ukur dari pencarian alternatif masalah.
c.
Selain kriteria
biaya rendah, juga mendapatkan kinerja yang tinggi
d.
Optimasi biaya
dan kinerja untuk mendapatkan bersih yang besar.
Proses
rekayasa nilai
Proses rekayasa nilai membutuhkan seorang yang
profesional/tim yang dapat bertindak sebagai konsultan rekayasa nilai dan harus
mempunyai kemampuan sb:
a) Mampu
mengoptimalkan biaya yang diperlukan dengan tetap menjaga efektivitas instalasi
proyek yang dikerjakan.
b) Mampu
mengalokasikan dana dan waktu yang diperlukan sesuai dengan tujuan dan sasaran
proyek.
c) Mampu
menggunakan tinjauan rekayasa nilai dalam multidisiplin ilmu
d) Mendokumentasikan
hasil yang diperoleh guna inovasi dimasa datang.
Pelaksanaan
rekayasa nilai dilakukan dengan waktu tahapan sebagai berikut :
Pada tahap selama atau segera
setelah detail design engineering belum diserahkan kepada kontraktor. Di
mana tanggung jawab studi adalah pemilik proyek.
Pada tahap selama atau sebelum
pelaksanaan konstruksi. Dengan tanggung jawab kontraktor.
Proses rekayasa nilai dilakukan dalam kerangka sisimatis sehingga hasil
akhir yang dicapai sesuai tujuan yang direncanakan
Dengan cara-cara sebagai berikut :
a) Melakukan identifikasi masalah dengan
mengumpulkan informasi dan data dari perencanaan yang telah ada sebelumnya
serta dokumen proyek yang sedang ditangani
b) Mengkaji obyek di mana rekayasa nilai hendak
dilakukan dengan acuan fungsi dari intalasi tetap. Dan dihitung biaya
alternatif sebagai hasil kajian.
c) Melakukan analisis biaya versus fungsi
terhadap beberapa alternatif untuk mendapakan solusi terbaik dari segi biaya.
d) Setelah solusi terpilih, dan dikembangkan
terhadap standar-standar berlaku.
e) Pada akhirnya, hasil rekayasa nilai
didokumentasikan dan dipaparkan kepada pemilik proyek.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perencanaan adalah
suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk
menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan memberikan
pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan
kegiatan (Imam Soeharto, 1997).
Perencanaan dikatakan baik bila seluruh
proses kegiatan yang ada didalamnya dapat diimplentasikan sesuai dengan sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat penyimpangan minimal serta
hasil akhir maksimal.
Tujuan Perencanaan adalah : Melakukan usaha
untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan
Biaya, Mutu dan Waktu serta faktor keselamatan.
B.
Saran
Makalah ini masih belum sempurna,
diharapkan bagi pembaca untuk dijadikan referensi sebagai acuan membuat makalah
yang lebih baik dan lengkap.
No comments:
Post a Comment